Langsung ke konten utama

Teori Konflik Oleh Lewis Coser

 


Ratnayu Dini Khoirunnisa

20107020031

Sosiologi A

Lewis Alfred Coser seorang sosiolog Jerman-Amerika yang lahir pada tanggal 27 November 1913, di Berlin, Jerman dalam sebuah keluarga borjuis Yahudi. Coser mengajar di Universitas Chicago setelah perang dunia ke-II selesai. Kemudian melanjutkan studinya di Universitas Columbia dan meraih gelar Ph.D nya pada tahun 1968. Dari Universitas Brandeis lah Coser meraih gelar guru besar dan di Universitas itu pula Coser banyak berkiprah di dunia sosiologi. Coser meninggal pada tanggal 8 juli 2003 di Cambridge di usia 89 tahun. Coser dalam karyanya banyak mengembangkan dari perspektif George Simmel.

Karya Coser yang sangat terkenal adalah “The Functions of Social Conflict” (1957). Dalam buku tersebut Coser menyatukan antara teori konflik dan fungsi struktural yang berkembang di dalam masyarakat. Coser mengembangkan gagasan ide George Simmel yang telah dipaparkan untuk kemudian dikembangkan lagi menjadi penjelasan-penjelasan mengenai konflik yang menarik. Coser mengkritik penjelasan yang telah diberikan Simmel dengan cara menghubungkan pada perkembangan fakta atau fenomena yang terjadi. Coser berpandang bahwa diperlakukan sebagai sesuatu yang disfungsional terhadap keseimbangan sistem secara keseluruhan. Dalam hal ini Coser akan lebih memusatkan perhatiannya pada fungsi-fungsi konflik pada penyesuaian sosial yang lebih baik daripada mengamati disfungsional konflik. Coser juga menyatakan bahwa konflik merupakan suatu komponen penting dalam setiap interaksi sosial. Lewis Coser membedakan konflik menjadi dua, yaitu konflik yang realistis dan konflik non-realistis. Konflik realistis muncul akibat adanya kekecewaan suatu individu atau kelompok terhadap tuntutan yang terjadi dalam hubungan sosial. Sementara Konflik non-realistis berasal dari kebutuhan pada salah satu pihak untuk meredakan ketegangan. 

Menurut pemahaman saya, mengenai teori fungsi konflik sosial yang terjadi disekitar ini tidak selamanya membawa pengaruh yang negatif, tetapi juga dapat membawa pengaruh yang positif yaitu dengan meningkatkan solidaritas internal dan integrasi antar-kelompok. Kemudian penjelasan mengenai konflik realistis dapat muncul karena adanya keinginan atau ke-egoisan seseorang untuk mendapatkan sesuatu. Konflik realistis ini dapat terjadi antar-individu maupun antar-kelompok. Sedangkan mengenai konflik non-realistis muncul akibat adanya tujuan atau kebutuhan tertentu dari suatu pihak. Konflik non-realistis ini biasanya melibatkan dua orang atau bisa lebih dan tidak diakhiri dengan permusuhan, namun membebaskan ketegangan yang ada di salah satu pihak. 

Contoh dari konsep fungsi konflik sosial di kehidupan sehari-hari adalah ketika masa SMA dimana sekolah mengadakan class meeting antar-kelas, disini peran saya dan anggota kelas saya saling bekerja sama, bersaing melawan kelas lain untuk meraih penghargaan sebagai kelas terbaik, hal ini menunjukan bahwa konflik sosial tidak selamanya membawa pengaruh yang negatif. Selanjutnya contoh mengenai konflik realistis seperti konflik yang terjadi di lingkungan sekitar saya dimana masyarakat melakukan aksi demo terkait pembangunan hotel di wilayah sekitar rumah, masyarakat merasa terganggu oleh kebisingan pembangunan hotel tersebut, selain itu terdapat bahan bangunan seperti, pasir, batu, dan lainnya berserakan hingga menutupi jalan menyebabkan sulitnya pengguna jalan untuk melewati wilayah tersebut. Kemudian contoh dari konflik non-realistis dengan melakukan balas dendam dengan menjadikan satu orang sebagai kambing hitamnya. 

Referensi: 

Coser, L. A. Konflik Sosial ditinjau dari Segi Struktur dan Fungsi. Dalam makalah Mulyadi, Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Rofiah, K. (2016). Dinamika Relasi Muhammadiyah dan NU Dalam Perspektif Teori Konflik Fungsional Lewis A. Coser. Volume 10, No. 2.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Dramaturgi oleh Erving Goffman

  Ratnayu Dini Khoirunnisa 20107020031 Sosiologi A Erving Goffman merupakan seorang sosiolog asal Canada yang lahir pada tanggal 11 Juni 1922. Goffman merupakan anak dari pasangan Gillian Sancoff dan Angelica Choate. Ia merupakan lulusan dari Universitas Chicago, di Universitas itu pula ia meraih gelar doktornya dan dikenal sebagai teoritis interaksionisme simbolik. Goffman dikenal karena teori dramatugi. Dalam karyanya Goffman dipengaruhi oleh tokoh-tokoh interaksionisme simbolik seperti, George Herbert Mead (memfokuskan pandangannya pada “the self”) dan Carles Horton Cooley (The looking glass self). Goffman meninggal pada tanggal 19 November 1982 di Amerika Serikat.  Saya pertama kali mengenal Goffman melalui mata kuliah Pengantar Sosiologi pada semester satu, saat itu dosen memberikan tugas resume terkait teori dramaturgi milik Goffman. Selain itu saya mengenal teori dramaturgi milik Goffman ini dari beberapa jurnal yang telah saya baca. Teori dramaturgi oleh Goffman dapat ...

Teori Sistem Niklas Luhmann

  Ratnayu Dini Khoirunnisa 20107020031 Sosiologi A Niklas Luhmann seorang sosiolog asal Jerman yang lahir pada tanggal 8 Desember 1927 di Luneburg, Jerman. Pada tahun 1949 ia meraih gelar sarjana hukum di Universitas Freiburg  kemudian melanjutkan studinya di Harvard University pada tahun 1960 di bawah bimbingan tokoh sosiologi yang sangat terkenal yaitu Talcott Parsons. Dalam ide pemikirannya Luhmann dipegaruhi oleh tokoh Talcott Parsons yang memfokuskan pada pemahaman tentang teori sistem. Teori sistem milik Luhmann ini juga memadukan elemen dari teori milik Parsons mengenai fungsionalisme struktural, serta mengenalkan konsep-konsep dari biologi kognitif, sibermetika, dan juga fenomenologi.  Salah satu karya terkenal milik Luhmann yang berjudul: Soziale systeme grundrie einer allgemeinen theorie (Sistem-sistem sosial. Garis Besar Sebuah Teori umum) yang diterbitkan pada tahun 1984. Buku ini termasuk karya utama Luhmann yang membuka perspektif baru dalam berkembangnya se...