Ratnayu Dini Khoirunnisa
20107020031
Sosiologi A
Zygmunt Bauman merupakan seorang teoritis dan sosiolog keturunan Yahudi Polandia. Ia lahir pada tanggal 19 November 1925 di kota Pozna, Polandia. Ia meniggal pada usia 91 tahun. Pada tahun 1939 Bauman beserta keluarganya melarikan diri ke Uni Soviet pada tahun 1939 setelah Jerman menginvasi Polandia dan selama Perang Dunia II ia juga ikut bertempur di unit tentara Polandia di bawah komando Soviet. Dalam karier akademisnya Bauman meraih gelar profesor sosiologi dari Universitas Warsawa Polandia pada tahun 1968 dan ia juga sempat mengajar di Universitas tersebut. Bauman dalam sosiologi sering dijuluki sebagai “Nabi Pasca Modernisme”. Bauman merupakan pemikir sosial yang mengkritik terhadap modernitas sebagai gejala kehidupan yang konret yaitu modernitas bertautan. Dalam gagasan pemikirannya Zygmunt Bauman dipengaruhi oleh beberapa tokoh yaitu seperti Karl Marx, George Simmel, Theodor Adorno, Antonio Gramsci, dan Hannah Arendt.
Salah satu judul karya terkenal milik Bauman adalah modernitas cair. Bauman menekankan salah satu bentuk gejala mengenai modernitas cair adalah kehidupan yang cair. (Bauman 2005: 2) menerangkan modernitas cair adalah “a precarious life, lived under conditions of constant uncertainty” atau yang berarti kehidupan yang ditandai oleh ketidakpastian yang permanen. Pada kehidupan yang cair ini, menandakan bahwa kita hidup dalam kondisi yang tidak pasti, adanya perubahan serta muncul konflik-konflik yang permanen. Bauman berpandang bahwa cairan (liquids) rentan terhadap perubahan, bersifat retak, dan rapuh. Hal ini menunjukkan bagaimana situasi dan kondisi dalam modernitas. Pada modernitas cair ini tidak hanya untuk menciptakan institusi sosial, tetapi juga meresap dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dalam konsep modernitas manusia disini berperan sebagai perencana, perancang, dan penguasa berbagai alat untuk mencapai sebuah pemahaman.
Dalam pemahaman saya, manusia disini didorong untuk terus menerus berubah tanpa sadar. Modernitas disini menganggap bahwa manusia akan terus mengalami perubahan seperti perubahan pada perilaku, politik, sosial budaya, dan perubahan lainnya. Manusia akan terus menciptakan dan menerima hal-hal yang baru dalam kehidupannya. Modernitas cair menganggap kehidupan bersifat sementara, bersifat jangka pendek, dan akan mengalami kondisi ketidakpastian.
Salah satu contoh konsep dari modernitas cair yaitu pada situasi pandemi covid-19 saat ini dapat dilihat saat pemerintah memberlakukan kebijakan Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal ini ditunjukkan dengan negara yang tidak menanggung kebutuhan dasar warga negaranya sendiri selama masa pandemi covid-19. Selain itu negara tidak memberikan jaminan ekonomi yang membuat warga negaranya harus terjun ke dalam jurang ketidakpastian. Pada kondisi seperti ini tentunya mengakibatkan masyarakat sulit dalam mencari nafkah, kemudian jumlah pelanggan yang menurun tiap harinya, penghasilan yang tidak terjamin dan hal lainnya. Dengan adanya pemberlakuan kebijakan PPKM membuat masyarakat mengalami kondisi ketidakpastian.
Referensi:
Robet, R. (2016). Modernitas dan Tragedi: Kritik dalam Sosiologis Humanistis Zygmunt Bauman. Jurnal Sosiologi. 20(2). 139-157.
Komentar
Posting Komentar